Analisis on chain merupakan sebuah metode penting dalam dunia cryptocurrency. Dengan menganalisis data yang terdapat dalam blockchain, kita dapat memahami berbagai aspek dari jaringan tersebut, mulai dari transaksi hingga aktivitas wallet. Artikel ini akan menjelaskan apa itu analisis on chain, bagaimana cara menggunakannya, indikator-indikator penting, serta kelebihan dan keterbatasannya.
Apa Itu Analisis On Chain dalam Crypto?
Analisis on chain adalah metode untuk menganalisis data yang tersedia di blockchain. Data ini mencakup semua transaksi, saldo wallet, dan aktivitas lainnya yang dapat diakses secara publik.
Dalam konteks cryptocurrency, analisis ini memberikan wawasan mendalam tentang pergerakan dan aktivitas dalam blockchain, membantu investor dan trader dalam mengambil keputusan yang lebih informatif.
Baca juga: Cara Menganalisis Crypto yang Penting untuk Diketahui
Cara Menggunakan Analisis On Chain dalam Crypto
Menggunakan analisis on chain memerlukan pemahaman dan alat yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan analisis on chain:
1. Pilih Platform Analisis: Pilih platform yang menyediakan data on chain seperti Glassnode, CryptoQuant, atau Coin Metrics.
2. Analisis Data Transaksi: Teliti volume transaksi, pergerakan besar antar wallet, dan aktivitas address.
3. Pantau Saldo Wallet: Periksa saldo di address tertentu untuk mengidentifikasi pola penumpukan atau penjualan besar-besaran.
4. Gunakan Indikator Khusus: Manfaatkan indikator seperti MVRV, NVT, dan SOPR untuk analisis yang lebih mendalam.
Indikator Analisis On Chain Crypto
Berikut adalah beberapa indikator utama dalam analisis on chain yang sering digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasar dan aset cryptocurrency:
1. MVRV (Market Value to Realized Value)
MVRV adalah indikator yang membandingkan nilai pasar suatu cryptocurrency dengan nilai yang direalisasikan. Indikator ini membantu dalam mengidentifikasi apakah suatu aset sedang overvalued atau undervalued. MVRV dihitung dengan membagi nilai pasar (market value) dengan nilai yang direalisasikan (realized value).
2. NVT (Network Value to Transactions)
NVT mengukur rasio antara nilai jaringan dan volume transaksi harian. Rasio NVT yang tinggi menunjukkan bahwa jaringan tersebut mungkin overvalued dibandingkan dengan aktivitas transaksinya, sementara rasio yang rendah menunjukkan undervaluation.
3. SOPR (Spent Output Profit Ratio)
SOPR menunjukkan profitabilitas dari transaksi yang telah selesai. Indikator ini dihitung dengan membagi nilai penjualan dengan nilai pembelian. SOPR di atas 1 menunjukkan bahwa transaksi tersebut menguntungkan, sementara SOPR di bawah 1 menunjukkan kerugian.
4. Hash Rate
Hash rate adalah indikator yang menunjukkan kekuatan komputasi jaringan. Tingkat hash yang tinggi menunjukkan jaringan yang lebih aman dan lebih sulit untuk diserang. Ini juga sering dikaitkan dengan kesehatan keseluruhan dari blockchain.
Baca juga: Analisis Fundamental Crypto, Ini Panduan Lengkapnya
Kelebihan Analisis On Chain Crypto dalam Cryptocurrency
Berikut adalah beberapa kelebihan yang bisa didapatkan saat menerapkan analisis on chain:
1. Transparansi: Data blockchain yang terbuka untuk umum dan tidak dapat diubah mengindikasikan transparansi tinggi. Ini memungkinkan pengguna untuk memverifikasi transaksi dan aktivitas lainnya secara independen.
2. Sentimen Pasar: Dengan menganalisis pergerakan wallet dan volume transaksi, trader dapat menilai sentimen pasar dan memprediksi pergerakan harga di masa depan.
3. Mengidentifikasi Tren: Tren jangka panjang dapat dikenali dengan mengamati historical data on chain data, yang membantu dalam merumuskan strategi investasi yang lebih baik.
4. Mendeteksi Anomali: Analisis on chain dapat membantu mendeteksi aktivitas tidak biasa, seperti transfer besar atau perubahan tiba-tiba dalam volume transaksi, yang mungkin mengindikasikan manipulasi pasar atau peristiwa penting lainnya.
Tantangan dan Keterbatasan dalam Analisis On Chain Crypto
Selain kelebihan-kelebihannya, analisis on chain juga memiliki tantangan dan keterbatasan, antara lain:
1. Kompleksitas Data: Data blockchain sering kali sangat kompleks dan berukuran besar, sehingga memerlukan alat yang canggih serta keahlian khusus untuk menganalisisnya secara efektif.
2. Interpretasi: Menarik kesimpulan yang tepat dari data on chain bisa menantang, karena memerlukan kontekstualisasi data tersebut dalam kondisi pasar yang lebih luas.
3. Wawasan Terbatas: Sebagian besar transaksi terkait crypto terjadi di luar blockchain, melalui bursa terpusat, platform perdagangan derivatif, atau produk yang diperdagangkan di bursa. Analisis on chain hanya memberikan gambaran parsial dari keseluruhan aktivitas tanpa menangkap langsung transaksi di luar blockchain tersebut.
4. Privasi: Walaupun data blockchain transparan, sifat pseudonim dari alamat wallet terkadang dapat dikompromikan. Karenanya bisa menimbulkan kekhawatiran akan adanya pelanggaran atau masalah privasi.
Baca juga: Order dalam Trading, Ketahui Jenis-Jenis dan Contohnya
Analisis on chain adalah alat yang sangat berguna bagi investor dan trader untuk memahami dinamika pasar cryptocurrency.
Dengan menggunakan indikator dan data yang tersedia di blockchain, analisis on chain dapat memberikan wawasan mendalam yang tidak bisa didapatkan melalui metode analisis tradisional. Namun, penting untuk diingat bahwa analisis ini memiliki keterbatasan dan sebaiknya digunakan bersama dengan alat dan metode analisis lainnya.
Tertarik untuk investasi aset crypto dengan aman dan nyaman? Mobee adalah pilihan yang tepat karena sudah terdaftar dan berlisensi oleh BAPPEBTI dan Kominfo. Download aplikasinya sekarang untuk mulai beli aset crypto!
Sumber:
Introducing On-Chain Bitcoin Analysis. Diakses pada 2024. Bitcoin Magazine.
On-Chain Analysis. Diakses pada 2024. CoinGecko.
What is On-Chain Analysis in Crypto. Diakses pada 2024. The Block.