emas-saham-obligasi

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi pasar keuangan global mengalami perubahan drastis, termasuk di Indonesia. Emas semakin menunjukkan ketahanannya sebagai aset safe haven, sementara pasar saham dan obligasi menghadapi tekanan yang cukup besar. Lalu, apa yang menyebabkan perbedaan kinerja ini? Apakah emas benar-benar menjadi pilihan investasi terbaik di tahun 2025? Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai tren emas versus pasar saham dan obligasi Indonesia dari perspektif institusional.

Emas Melonjak, Pasar Saham dan Obligasi Tertekan

Sepanjang tahun 2025, pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan signifikan, dengan pelemahan tajam di pasar saham dan kenaikan terbatas pada imbal hasil obligasi. Sebaliknya, harga emas global mengalami lonjakan luar biasa, terutama yang tercermin dalam XAUUSD dan XAUt (Tether Gold). Tren ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi aset safe haven unggulan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Baca juga: Bitcoin vs Emas: Mana yang Lebih Cocok untuk Investasi Jangka Panjang?

Kinerja Pasar Keuangan Indonesia (Per 17 Februari 2025)

Emas:

  • XAUUSD (Harga Emas Spot Global) +43,84%
  • XAUt (Tether Gold) +44,00%

Saham & Obligasi:

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) -9,5%
  • Indeks LQ45 -23,27%
  • MSCI Indonesia -21,15%
  • Jakarta Islamic Index (JII) -14,78%
  • Imbal Hasil Obligasi 5 Tahun +0,4%
  • Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun +1,78%

Kinerja ini mengindikasikan bahwa emas berhasil menjadi aset perlindungan nilai yang lebih unggul dibandingkan saham dan obligasi Indonesia, yang mengalami penurunan signifikan.

Mengapa Kinerja Emas dan Saham Indonesia Berbeda?

Kinerja emas dan saham Indonesia mengalami perbedaan signifikan akibat berbagai faktor global dan domestik.

Faktor Global yang Mendorong Kenaikan Emas

  • Kebijakan The Fed: Suku bunga tinggi membuat emas semakin menarik sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
  • Krisis Geopolitik: Ketegangan di Timur Tengah dan Asia Timur meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
  • Penurunan Likuiditas di Pasar Saham: Investor mulai mengalihkan aset mereka dari saham ke emas akibat ketidakpastian ekonomi global.

Sementara itu, pasar saham Indonesia menghadapi tekanan dari berbagai faktor domestik. Arus keluar investor asing terlihat dari penurunan indeks MSCI Indonesia (-21,15%) dan LQ45 (-23,27%). Daya beli masyarakat juga melemah akibat inflasi tinggi, yang berdampak pada sektor konsumsi. Selain itu, ketidakpastian politik pasca-pemilu 2024 membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

Pasar Obligasi Indonesia Kurang Menarik

  • Kenaikan Yield: Imbal hasil yang meningkat akibat ekspektasi suku bunga lebih tinggi membuat obligasi kurang menarik.
  • Risiko Kredit & Defisit Fiskal: Peningkatan utang negara menambah kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi.

Implikasi Bagi Investor: Haruskah Beralih ke Emas?

Di tengah kondisi ini, investor mulai beralih ke emas, terutama dalam bentuk tokenisasi seperti XAUt yang lebih likuid dan tidak memerlukan penyimpanan fisik. Selain menawarkan transparansi dan keamanan melalui dukungan Tether Gold, emas tokenized juga menjadi lindung nilai terhadap inflasi serta volatilitas pasar.

Sebagai strategi, investor disarankan untuk:

  • Mengurangi eksposur terhadap saham yang rentan terhadap capital outflow.
  • Mengalokasikan sebagian portofolio ke emas tokenized (XAUt) demi stabilitas investasi.
  • Memantau kebijakan moneter global dan fiskal domestik sebelum mengambil keputusan investasi.

Baca juga: Cara Mudah Investasi Emas Digital dengan Tether Gold (XAUt)

Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, emas—terutama dalam bentuk tokenisasi seperti XAUt—telah menjadi pilihan investasi yang lebih stabil dibandingkan saham dan obligasi Indonesia. Dengan ketersediaan XAUt di Mobee, investor memiliki akses mudah untuk berinvestasi dalam emas berbasis blockchain, menjadikannya solusi strategis untuk menghadapi tantangan pasar keuangan saat ini.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.