Dalam dunia perdagangan cryptocurrency yang penuh volatilitas, banyak strategi trading yang bisa dipilih oleh para trader. Salah satu strategi yang cukup populer adalah scalping. Scalping crypto adalah strategi trading jangka pendek yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan kecil dari pergerakan harga aset kripto dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dalam hitungan detik atau menit. Strategi ini membutuhkan ketelitian, kecepatan, dan pemahaman yang mendalam tentang pasar crypto.
Apa Itu Scalping Crypto?
Scalping berbeda dengan strategi trading lainnya seperti swing trading atau day trading. Jika swing trading berfokus pada pergerakan harga dalam beberapa hari atau minggu, dan day trading dalam satu hari, maka scalping sangat berfokus pada pergerakan harga dalam waktu yang sangat singkat. Scalper akan membuka dan menutup posisi perdagangan berkali-kali dalam sehari untuk mendapatkan keuntungan kecil dari setiap transaksi.
Jenis-Jenis Scalping dalam Crypto
Ada dua jenis utama scalping dalam crypto:
- Scalping Sistematis: Scalper menggunakan sistem atau algoritma yang telah diprogram sebelumnya untuk melakukan transaksi. Sistem ini akan secara otomatis membuka dan menutup posisi berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
- Scalping Diskresioner: Scalper menggunakan analisis teknikal dan fundamental secara manual untuk mengambil keputusan trading. Mereka akan mengamati chart, indikator, dan berita pasar untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar.
Baca juga: Mengenal Analisis On Chain Crypto dan Cara Menggunakannya
Indikator yang Perlu Diperhatikan dalam Scalping
Beberapa indikator teknikal yang sering digunakan dalam scalping antara lain:
- Moving Average: Untuk mengidentifikasi tren jangka pendek.
- Relative Strength Index (RSI): Untuk mengukur momentum harga.
- Stochastic Oscillator: Untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold.
- Bollinger Bands: Untuk mengukur volatilitas harga.
Kelebihan dan Kekurangan Scalping
Kelebihan Scalping:
- Potensi keuntungan yang cepat: Dengan banyaknya transaksi dalam sehari, keuntungan dapat terkumpul dengan cepat.
- Fleksibilitas: Scalping dapat dilakukan pada berbagai pasangan mata uang kripto.
- Tidak memerlukan modal besar: Karena fokus pada keuntungan kecil dari setiap transaksi, modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Kekurangan Scalping:
- Membutuhkan konsentrasi tinggi: Scalper harus terus memantau pasar dan mengambil keputusan dengan cepat.
- Biaya transaksi yang tinggi: Karena banyaknya transaksi, biaya transaksi juga akan meningkat.
- Risiko tinggi: Pergerakan harga yang cepat dan tak terduga dapat menyebabkan kerugian besar jika tidak dikelola dengan baik.
Baca juga: Short Squeeze: Kenali Definisi dan Cara Mengatasinya Dalam Pasar Kripto
Perbandingan Scalping dengan Strategi Trading Lain
Untuk memahami scalping dengan lebih baik, mari kita bandingkan dengan beberapa strategi trading lainnya:
Scalping vs. Day Trading:
- Scalping: Fokus pada pergerakan harga jangka sangat pendek, seringkali dalam hitungan menit atau bahkan detik.
- Day Trading: Fokus pada pergerakan harga dalam satu hari perdagangan. Trader day biasanya akan menutup semua posisi sebelum pasar tutup.
- Perbedaan: Scalping lebih intens dan frekuensi transaksinya jauh lebih tinggi dibandingkan day trading.
Scalping vs. Swing Trading:
- Scalping: Mencari keuntungan dari pergerakan harga kecil dalam waktu singkat.
- Swing Trading: Menahan posisi selama beberapa hari hingga beberapa minggu untuk menangkap pergerakan harga yang lebih besar.
- Perbedaan: Scalping lebih berfokus pada jangka pendek, sementara swing trading memiliki horizon waktu yang lebih panjang.
Scalping vs. Investing:
- Scalping: Berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan sering melakukan transaksi.
- Investing: Berfokus pada pertumbuhan aset dalam jangka panjang dan jarang melakukan transaksi.
- Perbedaan: Scalping lebih bersifat spekulatif, sementara investing lebih berorientasi pada fundamental perusahaan.
Tips Melakukan Scalping saat Trading Crypto
- Pilih platform trading yang tepat: Pilih platform yang menawarkan eksekusi order cepat dan biaya transaksi yang rendah.
- Gunakan leverage dengan hati-hati: Leverage dapat memperbesar keuntungan, tetapi juga risiko.
- Kelola risiko dengan baik: Tetapkan stop-loss dan take-profit untuk membatasi kerugian dan mengamankan keuntungan.
- Pelajari manajemen uang: Alokasikan dana secara bijaksana untuk setiap transaksi.
- Latihan dengan akun demo: Sebelum menggunakan uang sungguhan, latih dulu strategi scalping Anda dengan akun demo.
Baca juga: Cara Menganalisis Crypto yang Penting untuk Diketahui
Scalping crypto adalah strategi trading yang menarik bagi mereka yang mencari keuntungan cepat. Namun, strategi ini juga memiliki risiko yang tinggi. Sebelum memutuskan untuk melakukan scalping, pastikan kamu telah memahami dengan baik konsep dasar trading, analisis teknikal, dan manajemen risiko. Ingatlah bahwa pasar crypto sangat volatil, dan tidak ada strategi yang menjamin keuntungan.
Rasakan pengalaman trading crypto yang berbeda dengan Mobee. Platform aman dan terpercaya, terdaftar dan berlisensi oleh BAPPEBTI dan Kominfo. Download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!
Sumber:
Top Indicators for a Scalping Trading Strategy. Diakses pada 2024. Investopedia.
What Is a Cryptocurrency Scalping Strategy and How Does It Work? Diakses pada 2024. MUO.
What Is Scalping in Crypto? Diakses pada 2024. CoinMarketCap.