"Buy the dip" adalah strategi investasi di mana investor membeli atau menambah posisi pada suatu aset ketika harganya turun. Investor melakukan ini dengan harapan harga aset tersebut akan naik kembali di masa depan, sehingga mereka dapat meraih keuntungan. Strategi ini didasarkan pada konsep gelombang harga (price waves), di mana penurunan harga dianggap sementara.
Strategi investasi sering digunakan dalam pasar modal dan kini juga diterapkan dalam investasi aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Meskipun strategi ini bisa efektif untuk aset dengan fundamental yang kuat, penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang cermat, karena risiko kerugian tetap ada jika harga tidak pulih. Investor juga disarankan untuk tidak terburu-buru membeli dalam jumlah besar saat harga turun.
Baca juga: Cara Menganalisis Crypto yang Penting untuk Diketahui
Cara Kerja Buy the Dip
Cara kerja strategi "buy the dip" dalam investasi aset kripto melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, investor harus mengidentifikasi aset kripto yang mengalami penurunan harga signifikan. Penurunan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi pasar terhadap berita negatif atau keputusan ekonomi yang tidak terduga.
Setelah mengidentifikasi aset yang mengalami penurunan, investor perlu menganalisis penyebab penurunan harga dan menentukan apakah ada faktor-faktor yang mendukung keyakinan bahwa harga akan kembali naik. Ini memerlukan pemahaman mendalam tentang pasar, tren, dan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga aset tersebut.
Strategi ini umumnya dilakukan saat pasar sedang dalam tren bullish atau stagnan, di mana harga aset menunjukkan pola konsolidasi dengan garis tren yang bereaksi terhadap pergerakan harga. Investor melakukan pembelian ketika harga aset jauh di bawah rata-rata, dengan harapan harga akan pulih dan naik kembali.
Namun, strategi "buy the dip" juga memiliki risiko karena tidak ada jaminan bahwa harga akan pulih setelah penurunan. Penurunan harga bisa saja mencerminkan perubahan fundamental yang lebih dalam pada aset tersebut. Oleh karena itu, investor harus melakukan riset dan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan untuk membeli saat harga turun.
Tips Investasi Crypto dengan Buy the Dip
Berikut adalah tips investasi crypto dengan strategi buy the dip:
1. Riset Mendalam
Lakukan analisis fundamental pada aset crypto yang ingin dibeli, termasuk memahami proyek, teknologi, tim pengembang, dan faktor fundamental lainnya. Baca whitepaper dan cek rekam jejak tim pengembang. Pastikan aset tersebut memiliki potensi jangka panjang.
2. Buat dan Patuhi Rencana
Tentukan kapan harus mulai membeli dan kapan untuk menjual berdasarkan analisis teknikal. Buat target harga dan patuhi rencana tersebut untuk menghindari keputusan impulsif.
3. Siapkan Dana Khusus
Alokasikan dana khusus untuk membeli aset saat harganya turun. Gunakan dana yang tidak mengganggu alokasi investasi lainnya. Contohnya, alokasikan 5% dari total nilai investasi untuk strategi ini.
Baca juga: Short Squeeze: Kenali Definisi dan Cara Mengatasinya Dalam Pasar Kripto
4. Manajemen Risiko
Tetapkan batasan kerugian yang bisa diterima dan gunakan alat seperti stop-loss. Pastikan toleransi risiko sesuai dengan tujuan investasi jangka panjang.
5. Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya mengandalkan satu aset kripto. Sebarkan investasi ke berbagai jenis aset kripto dan kelas aset yang berbeda untuk mengurangi risiko.
6. Pemantauan Terus-Menerus
Pantau pergerakan pasar secara berkala meskipun mengadopsi pendekatan jangka panjang. Adaptasi dengan perubahan signifikan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi aset.
Manajemen Risiko saat Menerapkan Buy the Dip
Manajemen risiko saat menerapkan strategi "Buy the Dip" sangat penting untuk menghindari kerugian yang signifikan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
1. Penetapan Target Cut Loss: Setelah membeli aset yang harganya turun, tentukan titik harga di mana kamu akan menjual untuk mengurangi kerugian jika harga terus turun. Misalnya, jika saham turun dari Rp100.000 ke Rp80.000, tetapkan cut loss di Rp70.000 untuk membatasi kerugian.
2. Pilih Aset dalam Tren Naik: Strategi ini lebih efektif pada aset yang sedang dalam tren naik (bullish). Amati apakah titik harga terendah aset tersebut terus meningkat setiap hari, sebagai indikasi tren naik yang berkelanjutan.
3. Hindari Tren Turun: Hindari membeli saat aset berada dalam tren turun, karena harga cenderung terus menurun. Namun, investor jangka panjang mungkin melihat peluang untuk membeli di harga rendah dan menunggu kenaikan jangka panjang.
4. Analisis Teknikal dan Fundamental: Gunakan analisis teknikal untuk memantau pergerakan harga dan tren pasar, serta analisis fundamental untuk memahami faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi nilai aset.
Dengan penerapan manajemen risiko yang tepat, strategi "Buy the Dip" dapat membantu mengoptimalkan peluang keuntungan sambil meminimalkan potensi kerugian.
Baca juga: Apa Itu Bullish Divergence? Kenali Polanya!
Strategi "buy the dip" merupakan metode yang dapat membantu investor meraih keuntungan dengan membeli aset saat harga turun, dengan harapan harga akan naik kembali di masa depan.
Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada riset dan analisis yang cermat, manajemen risiko yang baik, dan pemantauan pasar secara berkala. Dengan penerapan yang tepat, strategi ini dapat mengoptimalkan peluang keuntungan sekaligus meminimalkan potensi kerugian.
Ingin memaksimalkan potensi investasi cryptomu? Gunakan saja aplikasi Mobee yang sudah terdaftar dan terlisensi oleh BAPPEBTI dan Kominfo. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!
Sumber:
Buying the Dip. Diakses pada 2024. CFI.
Buy The Dips. Diakses pada 2024. Investopedia.
My stock is drifting down. Should I buy the dip? Diakses pada 2024. Britannica Money.