Apa itu Crypto bubble? Ini merupakan fenomena di mana harga aset crypto meningkat drastis dalam waktu singkat karena spekulasi berlebihan dan optimisme pasar. Fenomena ini sering diikuti oleh penurunan harga yang tajam, menyebabkan kerugian besar bagi investor.
Fenomena ini terjadi pada akhir 2017, ketika nilai cryptocurrency meroket dan kemudian turun drastis pada awal 2018. Selama periode ini, banyak orang berinvestasi besar-besaran berharap mendapat untung cepat. Namun bubble tersebut pecah dan banyak investor kehilangan uang.
Crypto bubble terjadi karena perilaku pasar yang terbuai oleh Fear of Missing Out (FOMO), menyebabkan harga aset naik dan turun dengan cepat serta tajam.
Sepanjang fase bubble, aset diperdagangkan jauh melampaui nilai intrinsiknya. Ketika bubble pecah, harga aset bisa hancur dan jatuh dalam waktu dekat atau beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Apa Itu Bullish Divergence? Kenali Polanya!
Tanda-Tanda Terjadinya Crypto Bubble
Tanda-tanda terjadinya crypto bubble dapat diidentifikasi melalui beberapa gejala umum yang sering terjadi di pasar cryptocurrency. Berikut adalah ringkasan dari tanda-tanda tersebut:
1. Lonjakan Harga yang Tidak Masuk Akal: Harga aset crypto naik drastis dalam waktu singkat tanpa dasar fundamental yang kuat, bahkan bisa meningkat ratusan persen dalam beberapa minggu atau hari tanpa dukungan fundamental atau adopsi teknologi yang signifikan.
2. Volume Perdagangan Tinggi: Volume perdagangan melonjak tajam karena banyak orang membeli atau menjual aset crypto, menunjukkan adanya spekulasi berlebihan ketika volume perdagangan meningkat seiring dengan kenaikan harga.
3. Perhatian Media yang Berlebihan: erita dan media sosial dibanjiri cerita tentang orang-orang yang meraih keuntungan besar dari investasi kripto. Liputan tentang kenaikan harga besar-besaran dan promosi dari influencer terkenal dapat menarik lebih banyak orang untuk berinvestasi, sehingga mendorong harga terus naik.
4. Komentar Berlebihan: Ketika orang-orang di sekitar yang bukan pelaku pasar saham atau crypto mulai membicarakan investasi ini, ini bisa menjadi tanda waspada. Euforia pasar sering kali didorong oleh spekulasi yang tidak realistis dan kurangnya pemahaman tentang teknologi serta pasar kripto.
5. Volatilitas Tinggi: Fluktuasi harga yang liar dalam waktu singkat menunjukkan aktivitas perdagangan spekulatif.
6. Kapitalisasi Pasar yang Melonjak: Nilai total pasar cryptocurrency yang melonjak melebihi apa yang tampak realistis berdasarkan adopsi dan utilitasnya.
7. Indeks Fear and Greed: Bacaan ekstrem pada indikator sentimen seperti Fear and Greed Index dapat menunjukkan perilaku pasar yang irasional.
Dengan mengenali tanda-tanda ini, investor dapat lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya crypto bubble dan mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi investasinya.
Baca juga: Harga Bitcoin Meroket Hingga 71,000 Dolar AS Dampak Penurunan Suku Bunga
Cara Menghadapi Crypto Bubble
Untuk menghindari crypto bubble dan meminimalkan kerugian, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Lakukan Riset Mendalam: Sebelum berinvestasi dalam aset kripto, penting untuk memahami teknologi di balik aset tersebut, kasus penggunaannya, serta risiko yang mungkin dihadapi. Teliti juga tim pengembang dan rekam jejak mereka.
2. Diversifikasi Portofolio: Jangan hanya berinvestasi dalam satu aset kripto. Sebaiknya, diversifikasikan portofolio dengan berbagai jenis aset kripto serta aset tradisional seperti saham dan obligasi. Ini membantu mengurangi risiko jika salah satu aset mengalami penurunan nilai.
3. Jangan Berinvestasi Berlebihan: Investasikan hanya uang yang kamu siap untuk kehilangan. Hindari menggunakan tabungan atau dana darurat untuk berinvestasi dalam aset kripto.
4. Berhati-hati Terhadap Hype: Aset kripto sering dipengaruhi oleh hype yang dapat menyebabkan nilai naik dengan cepat dan turun secepatnya. Jangan tergoda untuk berinvestasi hanya karena popularitas sementara.
5. Pertahankan Perspektif Jangka Panjang: Fokuslah pada potensi jangka panjang dari investasi kripto, karena nilainya bisa sangat fluktuatif dalam jangka pendek. Dengan perspektif jangka panjang, kamu bisa lebih bijaksana dalam membuat keputusan investasi.
6. Tetapkan Batasan Investasi: Tentukan batasan jumlah aset kripto yang akan dibeli. Jika nilai aset sudah mendekati batas yang ditetapkan, hindari membeli lebih banyak.
7. Hindari Panic Buying: Jangan terburu-buru membeli aset ketika harganya rendah karena ketakutan. Sebaiknya, investasikan secara konsisten dengan strategi jangka panjang.
8. Gunakan Mekanisme Pembelian Otomatis: Pertimbangkan untuk menggunakan sistem pembelian otomatis yang memungkinkan pembelian aset secara teratur tanpa harus menentukan waktu jual-beli secara manual.
Baca juga: Cara Menganalisis Crypto yang Penting untuk Diketahui
Menghindari crypto bubble memerlukan kehati-hatian dan strategi investasi yang baik. Dengan melakukan riset mendalam, diversifikasi portofolio, serta menjaga perspektif jangka panjang, kamu dapat melindungi diri dari kerugian besar yang disebabkan oleh fenomena bubble di pasar cryptocurrency.
Sumber:
What is Bubble? Diakses pada 2024. Bitdegree.
What is a crypto bubble? Navigating the storm. Diakses pada 2024. Crypto News.
5 Crypto Bubbles: How They Began and Ended. Diakses pada 2024. Tasty Crypto.