Wash Trading: Manipulasi Pasar yang Merugikan Investor

Wash Trading adalah praktik manipulatif di pasar keuangan di mana seorang pelaku melakukan serangkaian transaksi jual beli aset yang sebenarnya tidak mengubah posisi kepemilikan aset tersebut. Tujuan utama dari praktik ini adalah untuk menciptakan ilusi aktivitas pasar yang lebih besar dari yang sebenarnya terjadi. 

Dengan kata lain, wash trading menciptakan kesan palsu bahwa sebuah aset memiliki volume perdagangan yang tinggi, padahal transaksi tersebut hanyalah buatan dan tidak melibatkan transfer kepemilikan yang nyata.

Baca juga: Day Trading Crypto: Panduan Lengkap untuk Pemula

Bagaimana Wash Trading Bekerja?

Dalam praktiknya, wash trading dilakukan oleh seorang pelaku atau beberapa pelaku yang bekerja sama untuk membeli dan menjual aset yang sama dalam waktu singkat. Mereka menggunakan akun yang berbeda untuk melakukan transaksi ini, sehingga dari luar terlihat seperti ada banyak aktivitas perdagangan. Namun, karena pelaku membeli dan menjual aset tersebut kepada dirinya sendiri atau kepada mitra yang bekerja sama, tidak ada perubahan sebenarnya dalam kepemilikan aset.

Misalnya, seorang pelaku yang ingin meningkatkan volume perdagangan suatu saham akan menggunakan dua akun yang berbeda. Akun pertama akan membeli saham tersebut dari akun kedua, dan kemudian akun kedua akan membeli kembali saham tersebut dari akun pertama. Proses ini bisa dilakukan berulang kali dalam waktu singkat, menciptakan ilusi bahwa saham tersebut sangat diminati oleh pasar.

Mengapa Wash Trading Dilakukan?

Ada beberapa alasan mengapa pelaku pasar melakukan wash trading:

  1. Meningkatkan Volume Perdagangan Palsu: Salah satu motivasi utama wash trading adalah untuk meningkatkan volume perdagangan suatu aset secara artifisial. Volume perdagangan yang tinggi sering kali dianggap sebagai indikator likuiditas dan minat pasar yang besar, sehingga dapat menarik investor lain untuk membeli aset tersebut.
  2. Menaikkan Harga Pasar: Dengan menciptakan kesan bahwa aset tersebut banyak diperdagangkan, pelaku bisa memanipulasi harga aset untuk naik. Hal ini bisa menarik lebih banyak investor untuk masuk ke pasar, yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku untuk menjual aset dengan harga yang lebih tinggi.
  3. Manipulasi Sentimen Pasar: Wash trading juga dapat digunakan untuk memanipulasi sentimen pasar. Dengan membuat aset terlihat populer, pelaku dapat mempengaruhi persepsi investor lain, mendorong mereka untuk berinvestasi dalam aset tersebut dengan harapan mendapat keuntungan cepat.

Dampak Negatif Wash Trading pada Pasar

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang bisa terjadi pada pasar karena tindakan wash trading:

1. Merusak Integritas Pasar

Wash trading merusak integritas pasar dengan menciptakan informasi yang menyesatkan tentang aktivitas perdagangan dan harga aset. Hal ini dapat mengganggu fungsi pasar yang sehat, di mana harga aset seharusnya mencerminkan penawaran dan permintaan yang sebenarnya.

2. Merugikan Investor

Investor yang tidak menyadari adanya praktik wash trading bisa tertipu oleh volume perdagangan yang tinggi dan harga yang meningkat. Mereka mungkin akan membeli aset dengan harapan mendapatkan keuntungan, hanya untuk menemukan bahwa harga tersebut telah dimanipulasi dan tidak mencerminkan nilai sebenarnya. Ketika manipulasi ini terbongkar, harga aset bisa jatuh dengan cepat, meninggalkan investor dengan kerugian yang besar.

3. Mengurangi Kepercayaan terhadap Pasar

Jika wash trading menjadi praktik yang umum di suatu pasar, hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap pasar tersebut. Kepercayaan adalah salah satu pilar utama dari pasar keuangan yang sehat, dan tanpa kepercayaan, pasar bisa mengalami penurunan likuiditas dan partisipasi.

Baca juga: Analisis Teknikal Crypto: Indikator dan Cara Melakukannya

Regulasi dan Pencegahan Wash Trading

Karena dampak negatifnya, wash trading dianggap ilegal di banyak yurisdiksi dan dikenakan sanksi berat oleh otoritas pengawas pasar. BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan Kominfo di Indonesia, misalnya, memiliki aturan ketat untuk mencegah praktik ini di pasar berjangka dan kripto.

1. Pengawasan oleh Regulator

Otoritas pengawas pasar seperti BAPPEBTI terus memantau aktivitas perdagangan untuk mendeteksi tanda-tanda wash trading. Mereka menggunakan algoritma canggih dan analisis data untuk mengidentifikasi pola perdagangan yang mencurigakan dan mengambil tindakan jika ditemukan bukti adanya manipulasi.

2. Penegakan Hukum

Jika wash trading terdeteksi, pelaku bisa menghadapi sanksi yang serius, termasuk denda besar dan larangan untuk berpartisipasi dalam perdagangan pasar keuangan. Penegakan hukum ini bertujuan untuk melindungi investor dan menjaga integritas pasar.

3. Edukasi Investor

Salah satu cara terbaik untuk mencegah wash trading adalah melalui edukasi investor. Dengan memahami risiko dan tanda-tanda wash trading, investor bisa lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan menghindari aset yang terlibat dalam praktik manipulatif.

Baca juga: Swing Trading Crypto: Strategi Trading Jangka Pendek

Wash trading adalah praktik manipulatif yang merugikan investor dan merusak integritas pasar keuangan. Meskipun terlihat menguntungkan bagi pelaku dalam jangka pendek, dampaknya terhadap pasar dan investor sangat merugikan. 

Oleh karena itu, penting bagi kita semua, baik regulator maupun investor, untuk waspada terhadap tanda-tanda wash trading dan mendukung upaya untuk mencegahnya.

Tertarik untuk investasii aset crypto dengan aman dan nyaman? Mobee adalah pilihan yang tepat karena sudah terdaftar dan berlisensi oleh BAPPEBTI dan Kominfo. Download aplikasinya sekarang untuk mulai beli aset crypto!

Sumber:

Wash Trade. Diakses pada 2024. CoinMarketCap.

Wash Trading: What It Is and How It Works, With Examples. Diakses pada 2024. Investopedia.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.