Dual Investment adalah produk investasi kripto yang memungkinkan Anda mendapatkan imbal hasil tetap dengan strategi beli di harga rendah (Buy Low) atau jual di harga tinggi (Sell High). Produk ini cocok bagi investor kripto menengah hingga berpengalaman yang ingin mengoptimalkan aset tanpa harus terus memantau pasar.
Memahami Cara Kerja Dual Investment
Dalam dual investment, Anda mendepositkan satu jenis aset (misalnya USDT) dan memilih aset lain, beserta harga target dan tanggal penyelesaian. Hasil akhir dari investasi ini akan bergantung pada apakah harga aset kedua mencapai atau melampaui harga target pada tanggal penyelesaian tersebut.
Strategi Buy Low
Strategi ini cocok jika Anda ingin membeli aset seperti BTC atau ETH dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar saat ini. Jika target harga tercapai saat tanggal penyelesaian, Anda akan menerima aset tersebut. Jika tidak, Anda tetap mendapatkan USDT ditambah imbal hasil.
Strategi Sell High
Strategi ini ideal jika Anda ingin menjual aset kripto di harga lebih tinggi dari harga pasar saat ini. Jika target harga tercapai, aset Anda akan dikonversi ke USDT dan Anda tetap mendapat imbal hasil. Jika tidak, Anda tetap memegang aset ditambah imbal hasil.
Baca juga: Apa Itu Dual Investment? Panduan Lengkap untuk Pemula
Manfaatkan Tren Harga BTC
BTC adalah barometer utama dalam pasar kripto. Pergerakannya sering diikuti altcoin. Dengan memahami tren jangka pendek dan menengah BTC, Anda bisa memperkirakan arah pasar dan memilih strategi dual investment yang paling relevan.
Sebagai contoh, saat BTC menunjukkan pola konsolidasi sebelum breakout, ini bisa menjadi sinyal untuk mulai menggunakan strategi Sell High. Sebaliknya, jika BTC sedang retrace setelah kenaikan besar, Buy Low bisa jadi pilihan yang menarik.
Gunakan Analisis Teknikal Sederhana
Anda tidak perlu menjadi ahli analisis teknikal untuk membuat keputusan bijak. Beberapa indikator sederhana berikut cukup membantu:
- Support dan Resistance: Gunakan level-level ini untuk menentukan harga target Buy Low atau Sell High.
- Moving Average (MA): MA 50 dan MA 200 bisa memberi gambaran tren jangka pendek dan panjang.
- Relative Strength Index (RSI): Menunjukkan apakah aset sedang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
Dengan mengombinasikan indikator-indikator ini, Anda dapat memperkuat keyakinan dalam menentukan strategi.
Atur Portofolio dengan Diversifikasi Dual Investment
Jangan menaruh semua dana Anda di satu produk. Diversifikasi tanggal jatuh tempo, harga target, dan aset kripto yang digunakan bisa membantu mengurangi risiko dan menjaga arus yield secara konsisten.
Contohnya, Anda bisa membagi dana menjadi:
- 50% untuk Buy Low BTC pada level support kuat,
- 30% untuk Sell High ETH saat mendekati resistance,
- 20% untuk produk jangka pendek 3–7 hari guna memanfaatkan volatilitas tinggi.
Strategi ini memberi fleksibilitas dan peluang mendapatkan yield kripto yang lebih optimal.
Pahami Risiko dan Cara Mitigasinya
Meski menjanjikan, dual investment tetap memiliki risiko, terutama risiko konversi aset. Jika harga menyentuh target, Anda akan menerima kripto yang berbeda dari yang Anda setor awal.
Untuk meminimalkan risiko:
- Selalu sesuaikan harga target dengan analisis pasar.
- Gunakan dana yang memang disiapkan untuk trading, bukan aset utama Anda.
- Perhatikan likuiditas dan reputasi platform penyedia dual investment.
Baca juga: Stop and Loss, Strategi Penting untuk Manajemen Risiko dalam Trading Crypto
Dengan memahami kondisi pasar, memanfaatkan tren harga, serta menerapkan strategi dual investment yang matang, Anda bisa meningkatkan potensi keuntungan sekaligus menjaga risiko tetap terkendali. Gunakan pendekatan yang disiplin dan jangan ragu untuk menguji berbagai strategi guna menemukan pola yang paling sesuai dengan gaya investasi Anda.
Tertarik untuk mencoba fitur dual investment? Gunakan saja aplikasi Mobee yang sudah terjamin keamanannya karena sudah terlisensi PFAK dari BAPPEBTI. Yuk, download aplikasinya sekarang!
%201.png){kind=logo}
